Ikhtiar Dan Tawakal
Ana adalah seorang siswa kelas 6
yang akan menempuh Ujian Nasional. 2 minggu sebelum UN dia merasa kurang
percaya diri untuk mendapatkan nilai yang maksimal.
Ana : (gelisah dan sedih)
Ayah : kamu itu kenapa Nak, mau ujian kok malah
gelisah begitu, belajar sana!
Ana : gini lo Pak, saya itu belum siap
mengikuti UN. Gimana ya Pak?
Ayah : gini aja, kamu pergi ke dukun saja, di
dukun dekat pasar itu kan dukun hebat.
Ana : oh… iya Pak, saya setuju. Terima kasih
Pak saya pergi dulu Assalamu’alaikum.
Ayah : Wa’alaikumsalam, hati-hati ya Nak!
Di tengah jalan menuju dukun Ana
bertemu dengan ibunya dan ustadzah yang baru pulang dari pasar.
Ibu : mau pergi kemana kamu Nak?
Ana : eh Ibu, udah pulang? dari pasar ya? anu…
saya mau pergi ke… dukun bu.
Ibu : eh, siapa yang menyuruh kamu kesana?
Ana : eh... anu bu.
Ustadzah : kamu itu
tidak boleh begitu, kamu seharusnya menyerahkan semua kepada Allah SWT. Kamu
harus tawakal dan ikhtiar, harus lebih rajin dan giat belajar, berdoa,
berusaha, rajin sholat tahajud, sedekah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ana : (lesu) ooh.. gitu ya bu ustadzah?
Ibu : iyaa.. kamu harus mendengarkan dan
melaksanakan nasihat yang sudah ibu ustadzah berikan.
Ana : baik bu, saya akan melaksanakan apa yang
sudah ibu ustadzah katakan.
Ibu : ya sudah ayo kita pulang saja Nak!
Ana : baik bu.
Ana, ibu : mari bu
ustadzah, Assalamu’alaikum.
Ustadzah : iya,
Wa’alaikumsalam.
Sejak kejadian itu, Ana tidak lagi
gelisah ia menjadi lebih percaya diri untuk menghadapi UN, Ana berubah menjadi
anak yang tawakal dan suka berikhtiar, ia menjadi rajin dan giat belajar, rajin
berdoa dan berusaha, juga senang bersedekah. Saat pengumuman UN Ana mendapat nilai
tertinggi dan berhasil masuk di sekolah favorit yang dia inginkan.
Amanat yang dapat kita
ambil:
Anjuran untuk selalu
berikhtiar dan bertawakal kepada Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar